ANTROMOSAIC 2025 : “Lisan Menjadi Warisan: Menghidupkan Kembali Suara Leluhur”

Foto : Nisbatun Nisak
Program studi Antropologi Budaya Institut Seni Indonesia Padangpanjang kembali mengadakan “ANTROMOSAIC 2025” yang dilaksanakan pada 13 September 2025. Antromosaic merupakan event tahunan yang diadakan oleh HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Antropologi Budaya ISI Padangpanjang. Event ini merupakan lomba Story Telling tentang Folklore ( Cerita Rakyat, Mitos, Lagenda) tingkat SMA/K dan Mahasiswa Se- Kota Padang Panjang. Pada Antromosaic 2025, peserta berjumlah 10 orang, sebagian SMA dan sebagian mahasiswa Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Mereka menampilkan Story Telling bahasa Indonesia dan Inggris.
Antromosaic 2025, mengangkat tema “Lisan Menjadi Warisan: Menghidupkan Kembali Suara Leluhur”. Acara ini dibuka langsung oleh Ibu ketua jurusan Antropologi Budaya yakni Mutia Kahana, S.Pd., M. Pd. dan dihadiri oleh jajaran dosen Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Pada awal acara, para peserta disuguhkan dengan penampilan tari mahasiswa Antropologi budaya yaitu Tari Bagurau dan Tari Huha. Tarian Huha merupakan tarian yang diciptakan oleh Mahasiswa Antropologi Budaya Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
Tarian ini merupakan adaptasi konsep Inisiasi, yaitu penerimaan orang baru/ asing kedalam suatu kelompok. Ciri khas suara ”Huha-huha” merupakan simbol kelokalan, dan bahasa masyarakat tertentu yang tidak mudah digeser, serta pakaian yang menunjukan ciri khas yang kuat dari masyarakat tersebut dan jika ingin memahami kebudayaan suatu kelompok masyarakat, tidak dapat dipungkiri kita harus belajar memahami dan mengaplikasikan sedikit demi sedikit kebudayaan mereka. Begitupun Huha-Huha merupakan wujud sakral dari kesakralan budaya lokal (relativisme budaya) dari masyarakat adat di berbagai daerah. Sehingga Tarian Huha, tidak hanya dipandang sebagai tarian yang kental akan tradisi. Tetapi juga menyiratkan untuk tidak bersifat fanatik terhadap suatu kebudayaan, serta mampu beradaptasi dengan suatu kebudayaan baru, tanpa meninggalkan kelokalan masyarakat adat.

Foto : Nisbatun Nisak
Antusias peserta Antromosaic 2025 sangatlah luar biasa, sehingga dewan juri cukup kebingungan untuk menentukan para pemenang. Sehingga dengan pertimbangan yang matang, dewan juri mendapati pemenang lomba Story Telling Antromosaic 2025. Juara pertama diraih oleh Mardiah seorang siswa MAN 3 Padangpanjang, juara 2 diraih oleh Saskia Putri siswa MAN 3 Padangpanjang, dan juara ke 3 diraih oleh Cessy Mahasiwa Antropologi Budaya Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Foto : Nisbatun Nisak
Antromosaik 2025, diharapkan sebagai suatu ajang perlombaan Story Telling Folklore atau cerita rakyat, yang mana saat ini antusias para generasi muda sudah sedikit menurun dalam mengetahui cerita rakyat, mitos, dan lagenda disekitar mereka. Melalui Event ini para generasi muda akan kembali bersemangat dan mengali cerita-cerita rakyat yang berkembang, mitos serta lagenda masyarakat setempat. Kemudian Event ini juga bertujuan untuk memperkenalkan Program Studi Antropologi Budaya kepada siswa-siswa SMA sederajad yang , untuk bergabung menjadi mahasiswa Antropologi Budaya ISI Padangpanjang berikutnya.
