Program Studi Antropologi Budaya berada di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Prodi Antropologi Budaya berdiri pada tahun 2017 berdasarkan nomor SK 235/KPT/I/2017 yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Adapun visi prodi Antropologi Budaya adalah menjadi program studi unggulan dalam menghasilkan lulusan yang professional dan berkarakter di bidang pengkajian dan pengembangan budaya melayu nusantara tahun 2030. Sedangkan misi prodi Antropologi Budaya adalah menyelenggarakan pembelajaran yang kritis dan berkualitas di bidang budaya melayu nusantara, menyelenggarakan penelitian budaya dengan pendekatan etnografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan, dan menyelenggarakan pengabdian melalui pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya melayu nusantara.
Prodi Antropologi Budaya bergerak di bidang kajian-kajian budaya Melayu Nusantara. Penyelenggaraan program studi ini bekerja sama dengan pemangku kepentingan dalam mengembangkan dan melestarikan budaya sebagai kajian antropologi budaya. Penyelenggaraan prodi bermanfaat menggali dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Melayu Nusantara, sekaligus juga membentuk insan akademis yang cendikia, berkarakter, kreatif, inovatif, serta responsif terhadap perubahan budaya.
Untuk itu prodi Antropologi Budaya mengembangkan kurikulum sesuai dengan tuntutan pasar dan dunia kerja. Hal ini sesuai dengan instruksi menteri dimana kurikulum harus bersifat fleksibel dan menyesuaikan dengan tuntutan pasar / dunia kerja. Sejak berdiri dari tahun 2017 sampai sekarang, prodi Antropologi Budaya telah melakukan tiga kali perubahan kurikulum. Adapun perubahan yang terakhir pada tahun 2022 berkaitan dengan program MBKM. Salah satunya adalah dengan mengubah Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dengan menggunakan metode case method dan based project. Kegiatan MBKM sebagai implementasi dari kurikulum yang disusun sudah diikuti oleh mahasiswa prodi Antropologi Budaya dalam bentuk magang bersertifikat, asistensi mengajar di satuan pendidikan, kewirausahaan dan pertukaran pelajar. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi oleh Prodi Antropologi Budaya, seperti kurikulum yang sudah ada belum mampu mengakomodasi program MBKM yang diikuti oleh mahasiswa prodi Antropologi Budaya.